Pemabuk, Kemunafikan dan Kesombongan

Pemabuk

Oleh Adhit Hendrawan

Bismillahirrahmanirrahim.

Betapa sulitnya manusia meraih kesadaran jika menerus dalam keadaan mabuk. Seorang pemabuk tak pernah bisa berdiri tegak, berjalan pun terhuyung-huyung sedikit tersandung saja ia akan jatuh terjerembap dan sulit bangun. Sekalipun bisa bangun ia tetap tidak bisa mengkokohkan kakinya, orang-orang berjalan ke kiri ia pun mengikuti tanpa sedikit pun pengetahuan.

Ciri lain pemabuk, jika bicara tidak jelas atau bahasa lainnya disebut meracau, ia juga jadi orang yang banyak bicara tanpa bisa memperlihatkan bukti nyata, terlampau sulit ia jadi pribadi yang bisa dipercayai. Selain itu, sifatnya yang mudah marah dan cepat tersinggung membuat ia dijauhi karena sifat antagonisnya tidak pernah bisa memberi kenyamanan, terganggu daya ingatnya serta kemampuan menilai sesuatu dan lebih parah lagi akan mengakibatkan seseorang menjadi pelupa.

Semakin kehilangan kesadaran semakin hilang juga pengendalian dirinya. Bila sudah hilang pengendalian ia hidup semaunya, ia menjadi lost control yang tanpa disadari ia pun langgar semua aturan tanpa merasa malu.

Kehilangan rasa malu berarti ia pun kehilangan akal dari kehilangan akal ini akan memunculkan banyak kejahatan karena seseorang yang kehilangan rasa malunya ia akan berbuat sesuka hati. Terutama tampak dari lisannya yang sulit ditata seiring kepekaan rasanya yang sudah hilang tak membekas. Seorang pemabuk terlihat pemberani namun sebenarnya jiwanya berkecamuk dengan kecemasan dan ketakutan yang teramat, ia tutupi dengan kemunafikan dan kesombongan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url