Gotong Royong VS Individualisme

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sabda Rasulullah SAW:
Tengoklah orang yang tak pernah menengokmu dan tunjukilah orang yang tak pernah memberi petunjuk kepadamu
..... ..... .....
Gotong Royong VS Individualisme

Makna hadits ini seakan-akan begitu sederhana. Bila kita ingat bahwa Rasulullah SAW walaupun secara fisik adalah manusia biasa, namun patut diakui bahwa diturunkannya Baginda Rasulullah SAW sebagai Rasul dan Nabi terakhir penerang jalan umat manusia tidak hanya semata-mata menjadi penyempurna akhlak umat. Selain itu Baginda Rasulullah SAW juga dibekali segudang besar pengetahuan yang dapat menjadi bekal, pedoman dan term of reference atau kerangka acuan hidup umat manusia dalam melewati perjalanan menuju Rabb-nya.

Pada teks aslinya istilah tengok atau menengok tidak berbeda dengan menjenguk, namun perlu kita melihat sejenak kata dasar yang digunakan adalah 'adda' dari wazan fa'ala, dalam ilmu tashrif adda menjadi kata kerja ya'uddu dan berikutnya menjadi kata perintah 'udd. Kata 'adda artinya kembali, jadi kata perintah dari kembali adalah "kembalikanlah".

Menyoal masalah kata "kembalikanlah" jika dihubungkan dengan hadits Rasulullah SAW di atas, sangat jelas ada suatu muatan atau nilai yang ingin disampaikan oleh baginda Rasulullah SAW pada hadits pendek tersebut di atas.

Hadits² yang dikeluarkan oleh Rasulullah SAW pada zamannya, adalah hadits² yang tetap update untuk seluruh masa atau zaman. Jika pada terjemahan baris pertama secara sepintas Rasulullah SAW ingin mengingatkan kepada umatnya agar menjenguk atau menengok orang sakit yang (pada saat kita sakit) tidak pernah menengok kita). Ada muatan jangan bersikap dendam, jangan membalas sebuah keburukan dengan keburukan yang sama, dan semua orang yang membaca hadits tersebut akan serta merta faham apa yang dimaksud baginda Rasulullah SAW.

Namun, bila kita coba membongkar kata kerja "kembalikanlah", sesungguhnya ada muatan lebih besar dari hanya sekedar dimaknai dengan jenguklah atau tengoklah. Kata 'udd" yang ditafsirkan "kembalikanlah" mengandung makna kembalikanlah tradisi atau budaya yang semakin menghilang dari kebiasaan dan sikap kamu sebagai seorang muslim. Budaya apakah itu, yaitu budaya gotong royong, budaya saling tolong menolong, termasuk di antaranya saling menjenguk orang sakit.

Kenapa Rasulullah SAW memberi pesan tersembunyi dalam sebuah hadits pendek? Itulah Rasulullah SAW, beliau mengajak kita berpikir lebih dalam makna dari hadits yang disampaikan dengan sangat sederhana, yang mengandung muatan tidak sederhana. Rasulullah SAW sangat tahu apa yang akan terjadi di akhir zaman, Rasulullah sangat tahu bahwa umatnya akan mengalami degradasi budaya dan moral seiring dengan perkembangan situasi peradaban.

Pesan tersembunyi dari hadits jenguklah orang yang tidak pernah menjengukmu, adalah kembalikanlah budaya gotong groyong, silaturahmi, saling menolong, saling membantu karena trend globalisasi yang berada di "ujung zaman" ini mengarahkan manusia untuk memiliki kecenderungan individualis yang tidak lagi menghargai nilai-nilai kebersamaan, nilai-nilai silaturahmi. Sementara itu kita harus sangat faham tumbuhnya nilai-nilai individualisme lahir karena cepatnya pertumbuhan nilai-nilai yang mengarahkan manusia ke pola dan gaya hidup konsumerisme, menumpuk-numpuk harta sehingga tidak sedikit teman karib, saudara atau sahabat dekat kita yang telah meraih kesuksesan dunia, membeli simbol-simbol kekayaan seperti membeli tanah dalam jumlah yang berlebihan, memiliki kendaraan yang lebih dari cukup, memiliki rumah di banyak tempat.

Kita bisa menyaksikan kecenderungan perubahan perilaku dan gaya hidup itu di semua propinsi di negara tercinta, Indonesia ini, dalam hitungan 99% sudah pasti gubernur, bupati, camat serta lurah dan jajaran pejabat negara yang sejatinya punya kewajiban moral dan tanggung jawab tinggi untuk menyejahterakan rakyatnya, disibukkan oleh sikap memperkaya diri sendiri selagi menjadi pejabat, Mereka tidak pernah berpikir bahwa posisi, jabatan dan kedudukan yang pada hakekatnya adalah sebuah titipan sementara semuanya akan hilang dan sirna seiring dengan batas waktu yang telah ditentukan dan semuanya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah disaksikan oleh semua penduduk bumi yang dikumpulkan dari keturunan Nabi Adam AS hingga manusia penghuni terakhir di bumi. Maa syaa Allah.

Oleh karena itu tak heran jika Negara ini menjadi negara terkorup sepanjang sejarah rakyat Indonesia hingga sekarang, karena semua orang nyaris tak punya waktu untuk memikirkan kepentingan kaum dluafa, kaum marjinal dan terpinggirkan karena akses dan kesempatan yang mereka miliki terbatasi oleh kemampuan, kesanggupan dan takdir kemiskinan struktural dan sistematis yang sudah sangat fenomenal di negara kaya raya seperti Indonesia.

Barangkali kita sudah lupa bahwa kini kita sedang berada di "ujung Zaman"
... Hanya Allah yang tahu dengan semua yang terjadi ...

Tak terasa, kopiku sudah habis,
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url