Termangu, Bisakah Selesai

Sudah tak tahu lagi kepada siapa
Ku gantungkan semua pengharapan
Seiring perih menusuk bertubi
Hanya pada-Mu ku berserah diri
Dalam bait doa terselip cita dan tujuan
Ku munajatkan penuh harap ketakutan
Merajuk rindu dalam malam berselimut pekat
Biarlah nurani beterbangan melesat
Bebas melampaui ruang dan masa
Menyusuri jalan ku ikuti skenario-Mu
Ada kalanya termangu bisakah selesai
Menapaki cita besar, tinggi dan bening
Yang ku tahu cinta selalu mendengar suara hati
Bisik lembut, teruslah melanglang di jalan ini
Menebar kebajikan, hentikan biadab dan keji
Menyeru pada iman
Walau duri merantas kaki
Walau kerikil mencacah sanubari
Sampai engkau lelah dan kepayahan
Cucurkan keringat darah bersimbah
Tetap yakinlah, sosok yang dicintai kan tersenyum
Dijalan cinta para pejuang
Ku gantungkan semua pengharapan
Seiring perih menusuk bertubi
Hanya pada-Mu ku berserah diri
Dalam bait doa terselip cita dan tujuan
Ku munajatkan penuh harap ketakutan
Merajuk rindu dalam malam berselimut pekat
Biarlah nurani beterbangan melesat
Bebas melampaui ruang dan masa
Menyusuri jalan ku ikuti skenario-Mu
Ada kalanya termangu bisakah selesai
Menapaki cita besar, tinggi dan bening
Yang ku tahu cinta selalu mendengar suara hati
Bisik lembut, teruslah melanglang di jalan ini
Menebar kebajikan, hentikan biadab dan keji
Menyeru pada iman
Walau duri merantas kaki
Walau kerikil mencacah sanubari
Sampai engkau lelah dan kepayahan
Cucurkan keringat darah bersimbah
Tetap yakinlah, sosok yang dicintai kan tersenyum
Dijalan cinta para pejuang
Majalengka 31012016
Penulis : Adhit Hendrawan