Menuju Fitrah Kembali ke Titik Nol

Menuju Fitrah dalam kekosongan 1441 H

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Ramadhan yang suci dan mulia, sudah tinggal menghitung jam, dalam hitungan yang pasti, semua yang merasa dirinya mu'min dan muslim akan memasuki pintu gerbang fitrah, kembali ke titik nol.

Angka bulan bernama nol adalah gambaran kekosongan, gambaran sebuah objek yang ditarik dari ujung melewati proses menuju pangkal yang akhirnya membentuk angka nol. Angka nol mempunyai banyak tafsiran yang patut disentuh dengan rasa dan keimanan yang terbimbing oleh nuansa kesucian Ramadhan.

Allah mengharapkan setelah melewati masa 10 hari rahmat, 10 hari ampunan dan 10 hari terbebas dari siksa neraka, dengan menjalankan ibadah selama Ramadhan, seorang mu'min memasuki tahap pembersihan jiwa, ibarat oli mesin yang tak pernah diganti pada 11 bulan, pada 1 bulan penuh Ramadhan dilakukan penggantian oli dengan melakukan ibadah yang teratur termasuk konsumsi makanan yang teratur. Diharapkan semua dilakukan sesuai Protokol dan SOP Ramadhan, agar sejak gerbang 1 Syawal terbuka, diri menjadi kembali Fitri.

Ramadhan yang sebentar lagi akan berlalu telah menyisakan sebuah harapan yang panjang tentang dimulainya sebuah tatakarya kebajikan yang digelar dengan menghamparkan sajadah kesucian yang sudah terbukti terlatih selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Ibarat pisau yang tajam, ketajamannya akan semakin bertambah tajam ketika diasah dalam satu bulan secara teratur, terjadwal dan berkesinambungan.

Dan pisau tajam itu bernama fitrah ruhani, yang terbentang bersamanya kecenderungan kepada kebajikan, kesalehan yang bertanggung jawab, kemauan yang tinggi meraih keridloan Allah, kesanggupan melewati berbagai persoalan kehidupan dan kepasrahan pada Allah yang mahabesar, yang kebesaran dan kekuasan-Nya tak berbatas, tak berujung.

Ketika manusia melepaskan segala ketidakberdayaan dan menghilangkan seluruh sense of belonging dari dirinya, karena menyadari betapa manusia hanya sebuah bayangan dari Sang Penciptanya. Manusia terlahir tanpa menginginkan, diberi nafas sepanjang hayat dan semuanya free of charge, lalu disuruh pulang karena jatah masa aktifnya sudah usai.

Dan semua itu akan tersingkap dan terungkap lewat ketajaman nurani dan hati yang didekatnya pada kebenaran hanya hanya dapat dilakukan oleh-Nya saja, dengan kehendak-Nya. Juga ketika Nabiyullah Ibrahim tak sanggup mengklaim siapa Tuhan yang sebenarnya yang sedang ia cari, jatuh tersungkur dalam ketidakberdayaan dan sepenuh kepasrahan yang akhirnya memproklamasikannya dengan menyerahkan diri pada satu kekuatan mutlak yang tak terbandingkan, yaitu Allah, tempatnya berserah diri.

Menyongsong tibanya fitrah, ketika titik nol yang diharapkan Allah menjadi starting point berbuat kebajikan lebih banyak di sepanjang tahun ke depan. Semoga terhamparnya sajadah kesucian yang sudah satu bulan penuh ditunaikan oleh Ramadhan dapat menjadi bekal yang cukup untuk melakukan perjalanan menuju Allah, Rabb yang Maha Akbar, yang sisi Rahman-Nya tak berujung serta sisi Rahim-Nya yang tak berbatas.

Selamat Merayakan Idul Fitri

1 Syawwal 1441 H
Minal 'aaidiin wal faa iziin, mohon maaf lahir dan batin

Semoga Bermanfaat.

Cimahi, 30 Ramadhan 1441 H

Penulis: Madyo Sasongko
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url