Tak Pernah Sempurna Mengenal Tuhan

gugus-gugus senja mengarak mega-mega
isak-isak di dada terserak di sana
suara derit pintu memecah redam
memisahkan senyawa yang kelam

tubuh lunglai menabrak ranting kering
tonggak malam berderak terbanting
mengurai hening menjatuhkan bening
memerhati bersuara parau tak bergeming

lusuh raga terseok nyaris terpelanting
tersesat di binar yang memekat menguning
rapuh tak ada kekuatan untuk menahan
ketika setenggak nista dipertahankan

jika sekepal hasta menahan luka
lalu membatu menghuni rongga dada
remukkan saja dengan kepalan kekar
dan buanglah sisanya jangan kau biar

jiwa yang dinodai dengan kesombongan
terbelenggu dengan ego dan keakuan
ia tak pernah bertahan di arus kesadaran
dan tak pernah sempurna mengenal Tuhan

#Renung_14_Ramadhan_1437 - 18 Juni 2016

Dipublikasikan juga di Kompasiana

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url