Mikraj Mukmin dalam Ramadhan

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Bulan Ramadhan adalah saat orang mukmin melakukan perjalanan mi'raj ruhani menuju Rabb. Dibutuhkan kebersihan jasmani dan ruhani yang sangat prima. Ritual ibadah jasmani yang intensif secara kuantitatif dan kualitatif. Tidak dikotori, tidak digembosi oleh perbuatan negatif sedikitpun. Lisannya, matanya, telinganya , perilakunya, pola pikirnya, kecenderungan berbuat ihsan dijaga ketat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Sepuluh hari pertama Ramadhan adalah perjalanan mendatar tanpa ada rintangan, melaju kencang layaknya pesawat terbang yang bersiap take off. Kita lihat isi masjid-masjid penuh, bahkan hingga ke pelataran. Pada saat ini, Alloh sudah membuka pintu kebarkahan, dikenal sebagai malam-malam rahmat. Sepuluh hari kedua, perjalanan mulai terjal, banyak hambatan untuk beribadah, ada rasa malas, kesibukan persiapan bikin kue lebaran, beli baju baru, mencari tiket mudik dan pesan kendaraan untuk mudik dsb.

Posisi pesawat dalam kondisi terangkat bagian depan, bersiap lepas landas. Jama'ah masjid mulai menyusut. Saat ini pintu kebarkahan dibuka lebih banyak lagi dari sepuluh hari pertama, dikenal dengan hari-hari maghfiroh. Pada posisi ini kesalahan yang ada di diri seseorang sudah banyak yang terhapus. Tenaga untuk mi'raj sudah mulai disiapkan.

Sepuluh hari terakhir adalah menanjak tegak lurus, tidak seperti perjalanan pesawat terbang yang terbang dengan kemiringan landai di bawah 90 derajat. Pada posisi ini kebanyakan orang berguguran, tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk berjalan tegak lurus ke atas. Tenaga yang dihasilkan oleh ibadah yang kita lakukan sangat tidak menunjang. Maka Alloh menyiapkan bantuan dengan membuka semua pintu kebarkahan.

Dan ada bonus kekuatan yang sangat dahsyat yaitu malam lailatul qadar. Dengan power setara ibadah minimal seribu bulan (tergantung pemberian Alloh), maka kemampuan untuk mi'raj seorang mukmin tidak diragukan lagi. Tuntaslah perjalanan ruhani seorang mukmin menemui Rabb-nya. Yang bersangkutan patut mendapatkan reward dijauhkan dari siksa api neraka, dan jasmaninya bersih dari bercokolnya semua jenis syaithon. Jiwanya tenang penuh kebahagiaan.

Pada malam-malam terakhir ini, hampir seluruh masjid kosong dari jama'ahnya. Adapun orang yang tidak mendapatkan malam lailatul qadar, hanyalah mendapatkan pahala biasa yang bila dibandingkan dengan hari-hari biasa tetap lebih baik. Semoga kita mendapatkan hasil yang maksimal pada momentum Ramadhan 1437 H, tidak termasuk orang yang sia-sia yang hanya memperoleh lapar dan dahaga saja.

Aamiin. Yaa Robbal 'Aalamiin..

Sumber : Kamal Taufik

Mi'raj mukmin

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url