Merajuk Surga di Tubuh Dunia

muara berdiam di hening sepi
tapak silam berjalan jauh-jauh hari
merambah sesunyi semilir pagi
relung dinding tertiup sore tadi

irama hampa bertegur goda
suara jiwa tak henti menyapa
dihempas bertubi rasa berdosa
terbaring dalam rerintik terjaga

lipatan benderang merambat membesar
meliputi semesta raya terus berpendar
kerlap kerlip cahaya di padang sahara
menepuk punggung patung berhala di jazira

ia merajuk surga di tubuh dunia
padahal ia tahu sejatinya adalah renta
ia tinggalkan semua peluang pertaubatan
dan ia tak tahu jalan menuju pulang

Serpihan kabut tersingkap di Ramadhan
bianglala senja penuh dipadati ampunan
ia datang membawa dada yang remuk redam
Yaa Ghoffaar, ampuni diri berbalut kesalahan

Merajuk Surga di Tubuh Dunia

13 Ramadhan 1437

Bandung, 18 Juni 2016

Dipublikasikan juga di Kompasiana

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url