Merasa Menjadi yang Paling Benar

menjadi benar


Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Kesalahan yang paling sering terjadi yang kita alami sehari-hari adalah "rarasaan" bahwa kita sudah melakukan sesuatu amal atau pekerjaan dengan benar. Sehingga kita merasa nyaman dan yakin akan mendapatkan reward yang baik. Surga adalah hal yang paling pantas didapatkan. Lihatlah di sekeliling kita, sekian banyak pengajian, majelis ta'lim dan sekian jumlah organisasi yang berbasis keagamaan, masing-masing menyatakan diri sebagai yang paling benar.

Efek dari keberagamaan itu adalah kebingungan yang luar biasa dari masyarakat untuk memilih. Pernyataan bahwa keberagamaan adalah rohmat, dijadikan pembenaran banyaknya perbedaan, dan katanya kita harus menghormati perbedaan itu. Padahal kalau kita runut, munculnya kalimat 'perbedaan itu adalah rohmat', adalah memperlihatkan bahwa setiap orang mempunyai sisi yang berbeda.

Perbedaan sisi ini bila digabungkan dan dipilah, maka akan memunculkan kebenaran yang hakiki. Seperti ketika kita bermain puzzle. Ketika berserakan tidak ada makna, baru setelah disusun kita mengerti apa sesungguhnya yang dimaksud.

Butuh kemauan keras, mau melepaskan atribut duniawi, ilmu dan pengetahuan yang memadai dan pertolongan Allah untuk dapat duduk bersama mencari kebenaran. Misalnya saja, perbedaan cara sholat, penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal. Mari mengaji agar kita memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk meyakini bahwa jalur yang kita tempuh sudah benar.

Jangan lupa minta bantuan Allah. Semoga kita tidak termasuk orang yang "cape gawe teu kapake" dan mendapatkan buku kosong tanpa catatan amal nanti di yaumul hisab. Aamiin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url