Renungan di Ujung Tahun
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Pergantian tahun selalu menjadi bahan renung, mengamati perjalanan sepanjang satu tahun, bukan hanya perjalanan diri, tapi juga perjalanan rumah tangga, masyarakat, bangsa serta perjalanan kehidupan manusia di sepanjang zaman.
Tahun demi tahun berganti sudah, dan Tuhan selalu mengingatkan pentingnya evaluasi pada setiap pergantian waktu, sebab penambahan angka sejatinya menjadi moment yang penting untuk melihat sejauh mana manusia telah menambahkan karya dan meningkatkan kualitas kebajikannya.
Satu tahun perjalanan menjadi refleksi tentang diri, benarkah terjadi peningkatan kualitas pribadi yang berdampak pada bertambahnya kesadaran insani? Atau sebaliknya terjadi penurunan yang cukup tajam, sehingga diri terkaram di kesesatan dan kekufuran, selalu berpaling dari wajah Tuhan?
Adalah kalam suci Qur’ani, berkali-kali mengingatkan semua diri tentang pentingnya sebuah orientasi ke masa depan. Dan persiapkanlah semua bekal perjalanan yang sudah diberikan Allah kepadamu untuk menuju kampung halaman masa depan yaitu akhirat. Namun jangan lupa untuk memenuhi sekedar kebutuhan di dunia.
Referensi: https://tafsirweb.com/7127-surat-al-qashash-ayat-77.html
Sanggupkah manusia mengikuti kehendak Allah, bahwa kehidupan akhirat menjadi jauh lebih penting daripada kehidupan dunia, sehingga Allah menyebut akhirat pada paragraf pertama, dan menyimpan dunia di paragraf kedua.
Kepatuhan dan ketaatan kepada Allah adalah pilihan, yang sejatinya wajib dipertahankan, serta dibela mati-matian.
Ketika kehidupan berada di ujung zaman, arus globalisasi informasi dan teknologi semakin berada di depan, peradaban manusia secara bertingkat menuju kesempurnaan, ada potensi dan kecenderungan manusia melupakan masa depan di kehidupan kedua yaitu akhirat.
Marilah diri merenung sudah sejauh mana kebajikan terhimpun, sudah setinggi apa bakti kita pada Allah dipersembahkan.
Walloohu a’lam bishshowwaab.
Bandung, 31 Desember 2015
Pergantian tahun selalu menjadi bahan renung, mengamati perjalanan sepanjang satu tahun, bukan hanya perjalanan diri, tapi juga perjalanan rumah tangga, masyarakat, bangsa serta perjalanan kehidupan manusia di sepanjang zaman.

Tahun demi tahun berganti sudah, dan Tuhan selalu mengingatkan pentingnya evaluasi pada setiap pergantian waktu, sebab penambahan angka sejatinya menjadi moment yang penting untuk melihat sejauh mana manusia telah menambahkan karya dan meningkatkan kualitas kebajikannya.
Satu tahun perjalanan menjadi refleksi tentang diri, benarkah terjadi peningkatan kualitas pribadi yang berdampak pada bertambahnya kesadaran insani? Atau sebaliknya terjadi penurunan yang cukup tajam, sehingga diri terkaram di kesesatan dan kekufuran, selalu berpaling dari wajah Tuhan?
Adalah kalam suci Qur’ani, berkali-kali mengingatkan semua diri tentang pentingnya sebuah orientasi ke masa depan. Dan persiapkanlah semua bekal perjalanan yang sudah diberikan Allah kepadamu untuk menuju kampung halaman masa depan yaitu akhirat. Namun jangan lupa untuk memenuhi sekedar kebutuhan di dunia.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Terjemah Arti: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qoshos : 77) Referensi: https://tafsirweb.com/7127-surat-al-qashash-ayat-77.html
Sanggupkah manusia mengikuti kehendak Allah, bahwa kehidupan akhirat menjadi jauh lebih penting daripada kehidupan dunia, sehingga Allah menyebut akhirat pada paragraf pertama, dan menyimpan dunia di paragraf kedua.
Kepatuhan dan ketaatan kepada Allah adalah pilihan, yang sejatinya wajib dipertahankan, serta dibela mati-matian.
Ketika kehidupan berada di ujung zaman, arus globalisasi informasi dan teknologi semakin berada di depan, peradaban manusia secara bertingkat menuju kesempurnaan, ada potensi dan kecenderungan manusia melupakan masa depan di kehidupan kedua yaitu akhirat.
Marilah diri merenung sudah sejauh mana kebajikan terhimpun, sudah setinggi apa bakti kita pada Allah dipersembahkan.
Walloohu a’lam bishshowwaab.
Bandung, 31 Desember 2015