Subhanallah Wabihamdihi Amalan Ringan di Lisan tapi Berat di Timbangan


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ada dua kata yang ringan ketika dilisankan, namun menjadi berat dalam timbangan, yaitu subhaanallah wabihamdihi
سُبحَانَ اللّهِ وَ بِحَمْدِهِ


Subhanallah Wabihamdihi Amalan yang Ringan di Lisan tapi Berat di Timbangan

Subhaanallah atau maha suci Allah, dua kata jadian dari kata dasar Subhaana dan Allah ini jika dibaca sebagai kalimat verbal, akan terasa ringan diucapkan. Bayangkan saja hanya membaca Subhaanallah, apa susahnya?

Namun jika ditelusuri, kalimat tasbih ini tidak hanya dianjurkan untuk dibaca sebagai penghias tutur lisan, namun lebih dari itu, kata Subhanallah atau sering diartikan dengan Maha Suci Allah, adalah sebuah statement yang diajarkan oleh Allah kepada semua mahluk, termasuk malaikat dan manusia.

Ketika pagi menyambut terbit matahari, terdengar kokok ayam jantan, bertasbih memuji Tuhan. Tasbih malaikat membaca Subhanallah dengan gelegarnya yang membahana di semua lapisan langit di semesta raya. Suara jangkrik yang menghiasi malam pertanda semua mahluk membaringkan kelelahannya untuk beristirahat dari kelelahan siang pun disebut sebagai cara jangkrik bertasbih, memuji Tuhan. Perputaran matahari pada porosnya yang berjuta tahun tak pernah bergeser, serta bumi yang berputar mengelilingi matahari, atau bintang gemintang yang kelihatan seolah-olah berkedip pun adalah sikap dan perilaku sehari-hari mahluk Tuhan ketika mereka memuji kebesaran-Nya, sebagai sebuah pengakuan atas kemahabesaran-Nya yang tak berbatas, tak berujung.

Dari semua mahluk yang dicipta Tuhan, hanya manusia yang diberi kelengkapan sempurna dibanding mahluk lainnya. Seperangkat memori dan akal yang melekat dalam pikiran dan hati manusia adalah tool yang diberikan Tuhan sebagai wujud ekspresi kasih sayang-Nya pada manusia. Sebagai prototype kesempurnaan manusia juga mempunyai kewajiban untuk bertasbih, memuji Tuhan, Dzat yang menciptanya menjadi ada.

Hanya saja, tasbih atau cara bertasbih yang mesti dilakukan manusia tidak hanya sekedar membaca Subhanallah atau Maha Suci Allah dengan hitungan berpuluh, beratus atau beribu kali. Jika kata subhanallah hanya dimaknai sebagai kalimat untuk mensucikan Tuhan, ohh, betapa hebatnya mahluk yang dilahirkan berasal dari sperma yang dibuahi sel telur pada proses kelahirannya. Bukan, bukan itu maksudnya, subhanallah bukanlah kalimat untuk mensucikan Allah, kalau begitu artinya, maka Sang Pencipta menjadi sosok yang kotor sehingga harus disucikan, betapa naif dan takabburnya manusia.

Namun subhanallah adalah bentuk pengakuan manusia sebagai mahluk tak berdaya yang memiliki kewajiban sepanjang hayatnya untuk mensucikan anggapan-anggapan yang salah tentang Allah yang Maha Suci, Maha Kuddus. Dengan Subhaanallah manusia harus secara bertahap masuk dan mengintegrasikan kemahasucian Allah yang tak terpengaruh oleh apa pun pada aktifitas kehidupannya sehari-hari sepanjang hayatnya.

Ketika akan membuat sebuah tata karya apa pun, manusia harus berusaha mensucikan pikirannya, motivasinya, keinginannya, kepentingannya dari hal-hal yang tidak disukai Allah. Ketika proses itu usai dilewati, maka berkaryalah dengan penuh kesucian tanpa kepentingan apa pun kecuali mengakui kemahasucian Allah.

Hamparkanlah sajadah kesucian sebelum melakukan kebajikan, karena di sanalah tempat paling tepat untuk membersihkan egoisme, arogansi, dan motivasi dari hal-hal yang akan menyebabkan semua perbuatan kita terkontaminasi dengan najis perbuatan, najis motivasi dan najis-najis lainnya yang pada gilirannya akan membuat kita tercengang saat di hari pembalasan kelak, di hadapan milyaran umat catatan kebaikan kita dibuka, dan isinya kosong, na’udzu billah min dzalik.

Dua kata Subhaanallah, sebagai persiapan sebelum melakukan kebajikan apa pun dengan melewati proses pembersihan, dan setelah itu wa bihamdihi, berkaryalah dengan penuh ketenangan, ketentraman, dan kedamaian, karena 99%, dijamin semua perbuatan kita diselimuti dengan cahaya keikhlasan, sehingga akan punya potensi yang teramat besar untuk meraih apa yang sangat kita dambakan, ampunan, dan keridloan Allah.

Dan sebagai latihan, kiranya sahabat tidak keberatan kalau pada setiap ba’da maghrib setelah selesai melakukan rutinitas ibadah hingga berdo’a, sudilah kiranya menyempatkan waktu untuk melafalkan subhanallah wabihamdihi hingga adzan isya dikumandangkan. Karena Rasulullah SAW menjamin, ia akan beroleh surga, jadi siapkanlah diri wahai sahabatku, untuk meluangkan waktu, mengorbankan yang fana meraih yang abadi. Meninggalkan semua kesenangan dunia untuk menyambut akhirat yang pasti.

Walloohu a'lam
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url